Kamis, 31 Desember 2015

Soal ‘Semoga’ dalam Hidup Saya




Bagian depan blog-blog saya

Berbicara soal akhir tahun, pastinya tidak lepas dari pembicaraan pengharapan di tahun yang baru nanti. Kali ini saya juga ingin menuliskan beberapa harapan di tahun 2016 nanti khususnya harapan untuk perkembangan blog dan karya tulis. Jadi, begini harapan dan rencana saya sepanjang tahun 2016 nanti. 

Pengelolaan Blog
Saat ini saya mengelola 3 blog pribadi yang berhubungan dengan apa yang saya sukai. Beberapa hari ini saya pikirkan sesuatu yang harapannya bisa membuat blog-blog tersebut bisa lebih baik lagi, baik dari segi konten dan tatanannya.

Ini adalah blog saya yang pertama. Saya mulai membuatnya di tahun 2010 dengan nama www.sangsurya-andrisurya.blogspot.com. Bisa dibilang blog ini adalah teman mengarungi perjalanan di dunia tulis menulis. Dulunya, isi blog ini adalah berbagai pengalaman unik yang saya rasa, dengar dan lihat. 

Kemudian mulai bercampur dengan info lomba menulis, lomba blog, affiliate, dan karya-karya yang berhasil masuk dalam antologi, liburan, dan lain sebagainya. Blog ini sempat saya biarkan agak lama karena mulai semacam nasi campur yang membuat saya sendiri kenyang. 

Nah, di tahun 2016 ini saya berencana ingin membuat blog ini fokus. Langkah awal, agar lebih segar saya mengubah nama blog lebih pendek www.andrisuryap.blogspot.co.id yang itu adalah nama panjang saya sendiri. Setelah itu, saya rencananya ingin lebih sering menuliskan beberapa kategori saja.

Pertama, saya ingin lebih sering menulis soal gelaran yang sudah saya ikuti. Saya sudah memulainya dengan menuliskan beberapa pengalaman saat mengikuti Seminar Translation in the Global Era, Jalan Sehat bersama Energen, Seminar Investasi Emas bersama pegadaian, dan lainnya. 

Menurut saya kategori ini patut dipertahankan karena ada manfaatnya bagi diri saya sendiri. Dengan mengikuti gelaran-gelaran semacam itu, saya mendapatkan berbagai ilmu baru yang belum saya pelajari sebelumnya. Selain itu, saya juga bisa bertemu dengan orang-orang baru dan suasana baru. Setelah selesai, saya tulis di blog ini dan kapanpun bisa membacanya kembali. 

Kedua, saya seperti rindu menuliskan berbagai pengalaman apa yang saya dengar, rasa dan lihat. kategori ini juga memberikan banyak sekali manfaat bagi saya pribadi. Jadi, kategori ini dulu semacam perenungan ketika berinteraksi dengan sekeliling saya. Karena itu, kategorinya saya beri nama “Belajar dari Jalanan”. Saat itu, saya langsung tulis di blog ini agar bisa membacanya lagi.

Ketiga, saya juga akan menuliskan perkembangan menulis saya termasuk lomba menulis yang harus diposting dalam blog. Membaca kategori mengenai perkembangan dan pengalaman menulis bisa menjaga semangat saya untuk terus menulis, jadi saya pertahankan. Dengan membuat kategori ini di blog, saya akhirnya bisa menulis sebuah novel fabel berjudul “Petualangan Leon” yang covernya ada di samping kiri.

Awalnya, saya membuat blog ini karena ingin mencoba platform wordpress. Lalu, saya mencari ide mengenai tema apa yang akan saya tuliskan di blog ini. Tercetuslah tema mengenai buku karena di waktu luang saya suka membaca buku.

Alhamdulilah, blog yang ini masih konsisten dan tidak menjadi blog nasi campur walaupun progresnya lambat hehe. Sesuai dengan namanya, blog ini saya buat untuk mendokumentasikan buku-buku yang sudah saya baca. Tulisannya masih belum banyak dan semoga di tahun 2016 nanti saya bisa membaca lebih banyak buku lagi.

Ngomong-ngomong soal membaca buku, saya lebih banyak membaca non fiksi daripada fiksi jika dilihat dari postingannya. Saya lebih banyak membaca non fiksi karena lebih cepat selesai dibandingkan dengan membaca karya fiksi. Karena itu, saya pun masih punya semangat untuk menuliskan ulasannya di blog ini.

Sebaliknya, saat membaca karya fiksi saya seperti perlu energi dan waktu yang lebih hehe. Karena cederung lebih lama itu akhirnya posting ulasannya di blog agak malas-malasan. Semoga saja sepanjang tahun 2016 nanti ada tambahan ulasan mengenai buku fiksi di blog ini.

Saya juga ada rencana menambah kategori agar lebih menarik. Bisa jadi, kategori itu nanti berisi tips menulis atau wawancara bersama penulis-penulis kece, atau lainnya seputar dunia buku. Jadi, selain membaca ulasan buku ada manfaat lain.     

Blog ini masih terhitung baru. Saya membuatnya karena ingin menuliskan kisah liburan saya yang jarang-jarang itu. Postingan pertama mengenai pengalaman menikmati Situs Batu Bale di Semarang. Sepertinya semua kategori masih akan saya pertahankan. Agar rapi saya kelompokkan menjadi wisata jelajah kota, wisata religi, wisata kuliner, dan wisata sejarah. Masing-masing kategori sudah ada postingannya.

Di tahun 2016 ini saya ingin menambah jumlah tulisannya yang artinya ya semoga bisa jalan-jalan atau makan-makan hehe. Progres blog ini sangat lambat karena memang masih jarang jalan-jalan. Kalau blog ini sudah saya buat mulai SMP-SMA mungkin bisa lebih banyak isinya haha.

Mengembangkan Kemampuan Menulis
Di tahun 2016 ini saya juga ingin mengembangkan kemampuan menulis saya. Alhamdulilah, beberapa karya tulisan saya sudah ada yang dimuat di media cetak seperti Radar Malang, antologi, dan yang paling gres adalah Novel Fabel Petualangan Leon yang saya terbitkan melalui www.nulisbuku.com. Tahun depan saya ingin tetap menulis namun dengan gaya menulis yang lebih asyik dari sebelumnya. Karena itu, saya ingin lebih banyak membaca tulisan baik tulisan dari blogger lain ataupun tulisan di media. 

Selain itu, saya akan mencoba mengirimkan kembali tulisan ke media terutama resensi atau soal wisata. Dua jenis tulisan tersebut masih saya posting di blog saja dan belum pernah saya kirim ke media. Selama ini saya masih mengirim cerpen saja. Saya juga akan mengirimkan tulisan ke lomba-lomba menulis. Selama ini saya sudah mengirimkan beberapa cerpen untuk lomba, tetapi masih kandas di tengah jalan alias belum menang.
Keinginan lain adalah menerbitkan karya lagi sesudah “Petualangan Leon”. Sebenarnya sudah ada satu naskah novel fabel lagi dan satu lagi masih proses penulisan. Semoga saja tahun 2016 nanti bisa terbit lagi entah melalui mayor, indie, atau bahkan dijual sendiri.

Terlepas dari semua itu, saya sangat berharap bahwa apa yang saya tulis baik dalam blog ataupun dalam bentuk karya itu berguna. Utamanya berguna untuk pengembangan karakter saya pribadi dan saya sangat bersyukur kalau itu berguna bagi siapa saja yang membacanya. Semoga, dengan adanya rencana terkait blog dan dunia menulis ini akan membuat dunia saya semakin asyik dan bermanfaat lagi.


Dan dengan ucapan bismillah, mari melanjutkan petualangan kembali…      

Minggu, 20 Desember 2015

Belajar Investasi Emas Bersama Pegadaian



Berpose dengan emas murni 100gram milik Pegadaian


Sudah pernah memegang emas murni 100gram? Saya sudah merasakannya hari Sabtu (19/12/15). Saya memegang emas murni tersebut secara langsung di acara yang diadakan oleh Pegadaian. Acara yang bertempat di Mall Olympic Garden, Malang tersebut mengusung tema investasi emas dan Pegadaian serba bisa. Awalnya, saya shock karena kebanyakkan yang hadir adalah ibu-ibu. Bahkan, saya dan Chandra Widy, teman saya sempat dikira mewakili orang tua kami masing-masing hehe. Ya, tapi kami mencoba percaya diri saja, yang penting dapat ilmunya hehe.

Pentingnya Investasi Emas
Seminar ini memang terbagi menjadi 2 bagian dengan 2 pemateri. Pemateri pertama adalah Ibu Rina Agustina. Beliau adalah praktisi investasi emas yang sudah berkecimpung di dunia emas selama setidaknya 21 tahun. Sebagai praktisi yang sudah makan asam garam di dunia peremasan, beliau memaparkan pentingnya investasi emas. Ada beberapa alasan mengapa kita harus berinvestasi emas:

  • Emas tidak terlalu berimbas dampak inflasi

Ibu Rina mengatakan bahwa di jaman Nabi Muhammad S.W.A dahulu, 1 koin emas bisa digunakan untuk membeli 1 ekor kambing layak korban. Hingga sekarang pun, jika kita memiliki 1 koin emas tersebut, kita juga akan tetap bisa membeli 1 ekor kambing layak korban. Padahal, harga kambing jaman dahulu pasti sudah berbeda dengan harga kambing saat ini, bukan?


  • Emas bersifat liquid

Jika dibandingkan dengan investasi yang lainnya, emas lebih liquid atau lebih mudah dijual dan lebih cepat mendapatkan uang. Anda bisa langsung menjual emas saat membutuhkan uang khususnya untuk kebutuhan mendesak. Bandingkan dengan investasi tanah atau saham yang tidak semudah emas.


  • Emas bisa dipilih untuk investasi jangka panjang

Walaupun bisa diuangkan dengan cepat, ada baiknya tidak menguangkan emas secara terburu-buru. Emas adalah investasi jangka panjang. Investasi jenis ini sangat berguna untuk yang ingin berencana menikah (nah ini! hehe), biaya pendidikan, modal usaha, membeli rumah, dan keperluan jangka panjang lainnya.

Fungsi Pegadaian yang Sudah Jauh Berkembang dari Sebelumnya
Pemateri selanjutnya adalah seorang ibu perwakilan dari Pegadaian. Pada sesi ke dua ini, saya mendapatkan pemahaman lebih mengenai fungsi Pegadaian. Maklum, seumur-umur saya belum pernah masuk Pegadaian (pertama kali masuk ya waktu mau daftar seminar ini hehe). 

Pemateri menjelaskan bahwa awalnya Badan Usaha Milik Negara ini hanya dikunjungi oleh mereka yang sedang membutuhkan uang. Mereka akan membawa barang yang sesuai standar Pegadaian dan menggadaikannya. Tidak heran jika dulu orang-orang masih malu kalau pergi ke Pegadaian. Seiring dengan berkembangnya jaman dan kebutuhan masyarakat, Pegadaian pun ikut berkembang. 

Saat ini, Pegadaian bukan hanya tempat untuk menggadaikan barang saja. Lebih dari itu, Pegadaian bisa digunakan untuk berbagai keperluan pendanaan. Seperti tagline acara ini “Pegadaian Serba Bisa”. Menurut perwakilan dari Pegadaian tersebut, BUMN ini mulai menangani pembelian sepeda motor secara kredit, pembelian dan gadai emas bahkan konsinyasi emas. Di harapkan dengan adanya acara ini, masyarakat tidak hanya memanfaatkan Pegadaian sebagai tempat menggadai barang saja namun lebih dari itu.

Acara ini juga merupakan soft launching Pegadaian di MOG (Mall Olympic Garden) dan Matos (Malang Town Square). Jadi, sekarang pelayanan Pegadaian lebih maksimal karena jika membutuhkan dana di hari Sabtu dan Minggu, warga Malang bisa langsung menuju ke salah satu dari mall ternama di Malang tersebut. Sedangkan, Pegadaian Pusat Malang tetap tidak beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu.  

Sebenarnya, ada acara lanjutan yang paling ditunggu-tunggu peserta yang hadir, yaitu pengundian nomor peserta. Tidak heran jika semua antusias karena hadiah undian tersebut emas batangan. Acara juga cukup meriah dengan atraksi barong sai, akustik band, dan pengumuman pemenang lomba mewarnai untuk anak-anak. 

Sayangnya, saya tidak mengikuti acara ini sampai selesai karena ada keperluan. Salah satu ibu peserta bahkan sempat melarang kami pulang dahulu karena belum diundi. Berat juga mau pulang karena siapa tahu emas tersebut rezeki salah satu dari kami, tapi keperluannya lebih mendesak.Setidaknya saya mendapatkan ilmu mengenai investasi emas melalui Pegadaian. Tinggal praktiknya saja!

Untuk informasi lengkap bisa langsung kunjungi: www.pegadaian.co.id

Minggu, 29 November 2015

Ilmu Tentang Sarapan di Acara Jalan Sehat Bersama Energen

Suasana sebelum acara jalan sehat dimulai (doc. pribadi)


Tulisan saya kali ini akan berhubungan dengan sarapan. Ceritanya hari Minggu, 29/11/2015 saya mengikuti acara jalan sehat yang digelar oleh Energen, salah satu produk minuman instant dan Pergizi. Apa hubungannya dengan sarapan? 

Jadi, pada acara jalan sehat yang juga digelar untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional ini, Energen ingin mempopulerkan sarapan pagi sebelum jam 9. Ternyata, sarapan pagi sebelum jam 9 pagi itu banyak sekali manfaatnya. Selain itu, Energen ingin mempopulerkan sarapan pagi karena 7 dari 10 anak Indonesia masih kekurangan gizi dan hal tersebut menghambat perkembangan fisik dan mental anak-anak Indonesia.  

Setelah sampai di tempat acara, Lapangan Rampal, Malang, saya langsung menukarkan kupon khusus untuk mengambil 4 sachet Energen. Saat saya datang, antrean sudah cukup panjang. Peserta mulai dari bapak, ibu, anak-anak sangat antusias mengikuti acara jalan sehat ini. Apalagi salah satu hadiah utamanya adalah sepeda motor.

Acara ini cukup seru karena sebelum jalan sehat dimulai, peserta bisa bermain game berhadiah paket keren dari Energen atau cek gizi. Setelah jalan sehat pun masih digelar senam pagi bersama.  
Nah, ada beberapa hal yang saya dapatkan dari acara jalan sehat yang diselenggarakan Energen ini.

Harus Sarapan, tapi dengan syarat
Dari jalan sehat bersama Energen ini, saya jadi tahu pentingnya sarapan pagi. Saya sendiri masih jarang sarapan. Saya hanya minum teh dan roti atau camilan jika ada.

Walaupun harus sarapan pagi tapi sarapan tersebut tetap dengan syarat. Menurut informasi yang saya dapatkan tersebut, "sarapan sehat adalah makan dan minum yang aman dan bergizi pada pagi hari sebelum jam 9 menjelang sekolah atau bekerja. Sarapan tersebut harus memenuhi 15% - 30% dari kebutuhan gizi harian."

Salah satu undangan pun memberikan pesan bahwa sarapan pagi yang tepat haruslah sarapan yang aman, bergizi seimbang, cepat untuk disajikan, dan enak.   

Manfaat sarapan sehat di pagi hari
Awalnya, saya bertanya-tanya kenapa harus sebelum jam 9 pagi? Memang kenapa kalau jam 10 ke atas? Ternyata jawabannya adalah karena jam sebelum jam 9 adalah jam di mana Anda mempersiapkan diri untuk aktivitas pagi hari. Setelah jam 9, kita sudah mulai sibuk dengan berbagai aktivitas mulai dari aktivitas ringan sampai berat. Bayangkan saja kalau kita tidak sarapan padahal aktivitas kita padat.

Berikut ini beberapa manfaat sarapan sehat sebelum jam 9 pagi
  • Memberikan energi sebelum melakukan aktivitas
  • Menambah konsentrasi
  • Lebih aktif
  • Anak tidak gampang marah dan gelisah
  • Pertumbuhan fisik dan mental lebih baik
  • Mengurangi jajan sembarangan untuk anak
Selain itu, peserta juga dibekali 10 pesan gizi seimbang dari KEMENKES, 2014
  1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
  2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
  3. Biasakan mengkonsumsi lauk-pauk yang mengandung protein tinggi
  4. Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok
  5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
  6. Biasakan sarapan
  7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
  8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
  9. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
  10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal 

Hal-hal unik di acara jalan sehat bersama energen 
Menurut saya, acara jalan sehat ini lebih dari sekadar acara jalan sehat biasa. Selain jalan sehat yang juga dianjurkan agar tubuh sehat da bugar, saya pun mendapatkan ilmu baru mengenai pentingnya sarapan.
Cara yang dilakukan oleh Energen dan Pergizi juga terbilang unik. Salah satu cara yang mereka lakukan untuk mengenalkan pentingnya sarapan adalah dengan memberikan komik. Komik tersebut berjudul “Ayo Sarapan Sehat!”. Selain itu, mereka juga memberikan berbagai informasi penting mengenai kesehatan seperti estimasi persentase lemak tubuh berdasarkan Indeks Massa Tubuh, umur, dan jenis kelamin. 

Sebelum acara dimulai, Energen juga mengajak peserta untuk minum Energen bersama. Yang menjadikan momen ini unik adalah minum bersama ini dilakukan serentak di 4 kota yaitu Malang, Semarang, Tangerang, dan Samarinda. Karena itu, acara minum bersama ini masuk dalam rekor MURI untuk peserta sarapan bersama terbanyak di Indonesia. Wah, saya senang sekali jadi bagian dari pemecahan rekor MURI.

Ada pula lomba foto live tweet. Jadi, peserta harus berfoto dengan latar belakang logo Energen. Foto harus bergaya dan berbeda dari biasanya. Nantinya, peserta diharuskan melakukan mention ke sebuah ID. Peserta dengan pose yang paling menarik akan mendapatkan hadiah dari Energen. Saya juga berkesempatan untuk berpose di lokasi lomba tersebut, tapi tidak ikut lombanya.  

Peserta jalan sehat juga bisa ikut mendukung gerakan sarapan pagi bergizi sebelum jam 9 pagi dengan cara menandatangani papan besar dengan logo Energen. Banyak sekali peserta yang menandatangani papan tersebut sekaligus mengabadikan dalam foto.

Intinya, hari ini saya senang sekali karena bisa mendapatkan ilmu dengan cara yang menyenangkan dan menyehatkan. Belajar bisa di mana saja termasuk saat olahraga. Semoga di tahun-tahun berikutnya Energen bisa menggelar acara serupa yang lebih seru lagi.

Sabtu, 21 November 2015

Cerpen: Celengan Ayam




Aku menatap lamat-lamat dua celengan ayam yang ada di kamar ku ini. Kalau melihatnya, aku selalu tersenyum kembali. Memori ku pasti akan kembali kepada kenangan 3 tahun lalu. Kala itu, aku merasa siap untuk menikah. Karena itu aku memutuskan untuk melihat lelaki dalam sisi yang serius. Tentang masa depan. Beberapa lelaki memang sempat mengajak ku untuk serius menuju jenjang pelaminan. Mereka menggunakan berbagai trik untuk menarik perhatian dan tentu saja meyakinkan aku. Sayangnya, aku masih kurang sreg dengan mereka sehingga aku menolak mereka. Tentu aku mencoba menolak mereka dengan sopan agar mereka tak sampai kecewa terlalu dalam.
 Sampai suatu hari muncullah Zen. Lelaki ini adalah teman semasa SMP dulu. Kami bertemu kembali saat acara reuni. Setelah pertemuan di reuni itu, aku tahu bahwa Zen juga masih sendiri. Kami mulai bertukar nomor telepon dan akhirnya akrab kembali.
“Aku boleh ke rumahmu hari ini?”
SMS singkat itu membuat jantung ku berdegub tak karuan. Entah ada angin apa sampai Zen ingin berkunjung ke rumah. Aku tak langsung menjawabnya.
“Memang mau apa ke rumahku?”
Aku mengirim SMS balasan itu dengan wajah tak karuan. Sebenarnya SMS itu hanya basa-basi saja untuk mengulur waktu sambil memikirkan jawaban yang tepat.
“Aku hanya ingin bertemu dengan kamu dan kalau ada orang tuamu. Aku lama tak jumpa mereka.”
Saat SMP dulu, Zen memang sempat ke rumahku. Saat itu, kami harus mengerjakan tugas kelompok. Karena Zen pandai melucu, orang tuaku menjadi mengenalnya selama kerja kelompok. Sayangnya setelah lulus SMP, kami hilang kontak hingga bertemu kembali di acara reuni itu.
“Baiklah kalau begitu, jam berapa?”
“Sekarang, aku sedang dalam perjalanan.”
Aku tersentak. Apa-apaan Zen ini! Aku belum mempersiapkan apapun untuk menyambut kedatangannya. Aku mencoba menenangkan diri, lagipula ia datang hanya sekadar ingin main dan bertemu orang tuaku.
Benar saja, setelah beberapa menit, aku mendengar suara sepeda motor berhenti di depan pagar rumah. Ku sibak tirai jendela ada lelaki celingak-celinguk di luar pagar. Benar itu Zen! Bel rumah berbunyi. Aku diamkan saja. Bel berbunyi lagi.
“Loh, ada tamu kok nggak dibukakan pintu?” Suara ibu mengejutkan aku.
“Ehm…ini baru mau aku bukakan pintu, Bu.” Jawabku ragu.
Ibu ikut-ikutan penasaran dengan lelaki yang memencet bel itu. Ibu menyibak tirai jendela kemudian mengernyitkan alisnya bertanya-tanya siapa lelaki di depan pagar rumah itu.
“Siapa sih itu, Nak?” Ibu bertanya tanpa memalingkan muka dari Zen.
“Ibu masih ingat Zen? Temanku waktu SMP yang anaknya lucu itu, Bu.” Tiba-tiba aku menjelaskan dengan antusias.
“Oh, Zen itu! Wah sudah terlihat dewasa ya dia sekarang. Buka pintunya.” Wajah ibu sumringah setelah berhasil mengingat siapa itu Zen.
“Mau minum apa ini, Nak Zen? Sudah ngobrol lama kok airnya nggak ada.”
“Tidak usah repot-repot Bu, saya masih kuat nahan hausnya, tapi air putih juga boleh.” Zen tersenyum. Sunggingnya itu masih tak berubah sejak SMP, bahkan candaanya.
“Ah, Nak Zen ini masih tetap lucu seperti dulu. Ibu tinggal sebentar.” Suasana jadi hening saat ibu berlalu.
“Tadi kesasar?” Aku mencoba memulai pembicaraan.
“Masa ke sini aja kesasar. Kesasar dikit.” Zen mencoba mencairkan suasana.  
Zen membuka tasnya, kemudian mengeluarkan satu bungkusan besar. Rupanya, bungkusan itu adalah  celengan ayam dari tanah liat.
“Ini maksudnya apa?” Aku mengernyit penasaran.
“Jadi begini, selama ini aku rutin mengisi celengan ayam ini. Semakin hari, tidak asyik rasanya mengisinya sendirian.” Ia menjelaskan dengan sunggingnya yang khas.
“Lalu?” Aku semakin terheran-heran dibuatnya.
“Lalu, apakah ada kemungkinan kalau kau mau mengisi celengan ayam ini bersamaku? Ya, mungkin ini terdengar sangat kuno, tapi aku menyukainya dan hasilnya lumayan. Tentu akan lebih asyik jika kau mau menikah dengan aku dan mengisi celengan ayam ini bersamaku.” Zen mulai serius di tengah gurauannya.
Dari gerak-geriknya aku tahu saat ini ia sedang menutupi rasa tegangnya. Aku terdiam selama beberapa detik. Aku tak tahu harus berkata apa. Zen menatapku sebentar.
“Kau tak harus menjawabnya hari ini. Pikirkan saja dulu, tapi usahakan jangan terlalu lama. Ini untukmu saja, sebagai kenangan.” Ia kembali tersenyum.
Malam harinya aku tidak bisa tidur hanya gara-gara celengan ayam pemberian Zen itu. Pikiranku meracau. Aku belum bisa membayangkan bagaimana rasanya mengumpulkan uang bersama seorang suami. Aku memang pernah melakukan ini, aku punya celengan, tapi itu aku lakukan tanpa memikirkan mengenai biaya listrik, makan, air, dan lain sebagainya. Tapi, sepertinya sihir celengan ayam Zen sudah mengenai aku. Parahnya lagi, sepertinya ibu menunjukkan sinyal mendukung apa yang dilakukan Zen. Ya, akhirnya cara kuno ini lebih menarik perhatian ku. Jadilah aku menerima pinangan dari Zen.
Kami memutuskan untuk menyimpan dan membingkai celengan ayam pemberian Zen waktu itu. Bahkan, aku menyuruh Zen untuk melengkapinya dengan tanggal pernikahan kami. Aku meletakkannya di kamar kami. Setelah itu, Zen membelikan aku celengan ayam baru untuk mendampingi celengan ayam miliknya.
Sangat lucu! Selayaknya anak kecil yang belajar menabung, kami mengisi celengan ayam tersebut selama ada kesempatan. Setidaknya, Zen membuktikan apa yang ia katakana sebelum menikahiku dulu. Jika ada uang lebih dan Zen tak membutuhkan apapun, ia langsung memberikannya padaku atau memasukkannya ke celengan ayam kami.
Rupanya, mengisi celengan ayam itu tidak mudah apalagi dengan banyak kebutuhan dan harga yang melonjak. Belum lagi, rumput tetangga lebih hijau. Ada kalanya, aku ingin membeli barang-barang seperti tetanggaku tapi komitmen untuk mengisi celengan ayam seperti membelenggu.  Kadang aku sedih, marah tapi tentu saja lebih banyak bahagia. 
Zen sering memberikan kejutan sederhana. Baginya kejutan tak harus mahal. Kadang ia pulang dan membelikanku seikat bunga sedap malam, bunga favoritku. Di waktu yang lain, ia juga pulang sembari membawa sekotak martabak manis atau makanan-makanan lainnya. Semuanya itu favoritku dan tidak terlalu mahal. Jika sedang ingin menyuruhku memasak sendiri, Zen tak segan ke pasar kemudian membeli beberapa bahan.
“Nah, kamu aku tantang untuk memasak dari bahan-bahan ini.” Ia menyeringai seakan aku tak akan bisa memenuhinya.
“Kamu tunggu dengan tenang, kau bakal ketagihan dengan masakanku.” Gurauku.
Kami juga punya pekarangan kecil di rumah. Kami memutuskan untuk menanam beberapa tanaman produktif. Jadi, jika ada bumbu yang terlupa kami tinggal memetiknya saja. Sangat menyenangkan dan hemat. Semua itu membuat aku bahagia dan beruntung telah memilih Zen sebagai suami.
Tak mengherankan juga jika  celengan ayam kami harus berganti beberapa kali sebelum terisi penuh. Kami terpaksa memecahkannya sebelum terisi penuh. Kadang kebutuhan memang tidak terduga dan kami memerlukan uang.
“Celengan baru itu artinya semangat baru.” Zen selalu menghiburku saat aku merasa tak rela memecahkan celengan ayam kami yang belum penuh. Ya, benar saja, saat celengan ayam berganti seperti ada semangat baru untuk mulai memenuhinya kembali.
Aku kembali tersenyum mengingat semua kenangan itu. Tidak bisa dipungkiri, kebiasaan Zen menyimpan uang di celengan ayam memberi dampak positif. Setelah menikah, kami tak begitu kerepotan dengan barang-barang remeh temeh. Lemari pakaian yang ada di kamar kami ini salah satu contohnya. Lemari itu hasil jerih payah Zen mengumpulkan uang dalam celengan ayam. Begitupun setelah menikah, uang di dalam celengan ayam bisa digunakan untuk banyak hal. Kalaupun tidak kami butuhkan, kami memilih untuk menyimpannya di bank dan memulai cerita baru untuk memenuhi celengan ayam kami. Ya, selalu banyak cerita unik dibalik kebiasaan kami menabung di celengan ayam. Itu membuat kehidupan kami lebih berwarna.
Aku tersentak. Aku mendengar suara pintu kamar terbuka. Rupanya itu Zen. Ia baru saja pulang kerja. Keasyikkan mengenang masa lalu membuat aku lupa waktu.
“Wah-wah, istriku yang cantik memandang celengan ayam. Mau dipecah lagi nih, ceritanya?”
            Aku menggeleng tak membuka mulut.
“Terus? Kamu kenapa?  kok diam aja? Tetangga kita beli barang baru lagi ya.” Selorok Zen.
Aku tetap menggeleng dan tak mengeluarkan suara. Zen semakin heran dan khawatir.
“Lantas kenapa?”
“Justru, sepertinya besok kita harus membeli celengan ayam baru, nih.” Aku mulai membuka suara sambil menahan tawa melihat wajah Zen yang kebingungan.
“Untuk apa? yang itu belum penuh semua.” Zen menunjuk celengan ayam yang baru terisi setengahnya.
Aku tunjukkan testpack yang tadinya kusembunyikan dibelakang punggungku. Zen menatapnya penuh perhatian, kemudian senyumnya mekar. Ia seperti tak sabar untuk membeli celangan ayam baru besok. 

Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen “Pilih Mana: Cinta Atau Uang?” #KeputusanCerdas yang diselenggarakan oleh www.cekaja.com dan Nulisbuku.com




Biodata Penulis

Andri Surya P, penulis asli Malang. Novel fabel terbaru penulis berjudul “Petualangan Leon” (Nulisbuku, 2015). Coretan lainnya dapat dilihat di www.sangsurya-andrisurya.blogspot.com atau www.bukubukuseru.wordpress.com. Penulis bisa dihubungi melalui email andrimenulis@gmail.com, Facebook dengan nama akun Andri Surya.