Kamis, 02 Januari 2014

Ketika Tanganmu Menjadi Penyelamat


image: asianwiki.com



Judul Film                  : The Gifted Hands (Psychometry)
Rilis                             : 7 Maret 2013
Genre                          : Misteri / Thriller / Supernatural
Director                      : Kwon Ho-Young
Writer                         : Lee Young-Jong, Han Jun-Hee
Producer                    : Kim Bong-Seo, Suk Dong-Joon, Park Jae-Yong
Cinematographer      : Kwon Hyuk-Joon, Yoo Young-Jong
Runtime                     : 108 min.  
Distributor                 : CJ Entertainment
Bahasa                        : Korea  
Negara                        : South Korea
Pemain                       : Kim Kang-Woo (Yang Choon-Dong), Kim Beom (Kim Joon),
                                       Lee Joon-Hyuk (Yang Soo), Esom (Kim Seung-Ki), Kim Yoo-Bin (Da- Hee)

Di tahun 2014, saya awali dengan melihat sebuah film berjudul The Gifted Hands. Perlu saya jelaskan bahwa film ini adalah film Korea bergenre supernatural karena ternyata saat saya Googling yang keluar justru informasi lain tapi dengan judul yang sama. Saat mengetik di kolom search, saya harus menambahkan kata Korean agar informasi tentang film ini muncul. Saya menonton film ini di salah satu stasiun televisi yang menayangkan K-Cinema.

The Gifted Hands menceritakan 2 karakter utama yaitu Yang Choon-Dong yang diperankan oleh Kim Kang-Woo yang seorang detektif dan Kim Joon yang diperankan oleh Kim Beom, seorang penyendiri yang memiliki kemampuan pyschometry dan pandai menggambar graffiti.  Keduanya memiliki masalah yang hampir sama yaitu tidak terlalu dipercaya dan masa lalu yang buruk. Yan Choon-Dong dianggap sebagai detektif yang gagal dalam pekerjaan karena kasus yang ditanganinya tidak berakhir dengan baik. Sementara itu, Kim Joon dianggap aneh karena memiliki kekuatan tersebut sehingga ia mengasingkan diri dari pergaulan.

Awalnya, mereka berdua bertemu secara tidak sengaja saat si detektif ingin buang air kecil di sebuah gang sempit. Di tempat itu juga, Kim Joon baru saja selesai menggambar graffiti. Karena graffiti tersebut dianggap menggangu dan penampilan pemuda itu nampak mencurigakan, si detektif mencoba menangkapnya namun gagal.

Keseruan cerita ini dimulai saat, si detektif kembali ke kantor dan mendapat laporan anak hilang dari seorang ibu. Sayangnya, karena belum 24 jam maka anak tersebut belum dianggap hilang. Beberapa waktu kemudian, anak tersebut justru ditemukan tewas dengan keadaan dibekukan dan dimasukkan dalam sebuah plastik. Menariknya, rupanya graffiti yang digambar oleh pemuda itu sama persis dengan tempat kejadian perkara. Dari fakta ini, Yang Choon-Dong tidak hanya mencoba menyelidiki siapa pembunuh anak-anak tersebut tetapi juga identitas pemuda tersebut. Fakta demi fakta terkuak termasuk masa lalu keduanya.

image: koreanfilm.ro.kr

Pesan moral yang bisa saya ambil dari film ini adalah soal persahabatan dan kepercayaan. Selama ini, Kim Joon tidak memiliki orang yang dia percaya apalagi dengan kemampuan yang ia miliki, ia dianggap aneh dan dengan hadirnya Yang Choon-Dong yang di tengah-tengah cerita mengaku sebagai kakaknya, ia merasa senang. Kepercayaan ini hampir luntur karena sang detektif melanggar janjinya. 

Dari sisi ini, saya seperti merasakan kemarahan dan kesedihan yang dirasakan oleh karakter pemuda tersebut karena si detektif tidak bisa dipercaya, apalagi saat kita sudah benar-benar percaya orang tersebut. Saya sendiri termasuk orang yang sangat menghargai hubungan termasuk persahabatan bahkan mungkin terkadang terlalu menghargai.

Hal lain yang bisa saya ambil dari cerita film ini adalah soal menyikapi masa lalu yang buruk. Kedua karakter tersebut memiliki kenangan buruk yang sama yaitu merasa sebagai penyebab kematian orang yang mereka cintai. 

Si detektif merasa bersalah karena sewaktu kecil tidak mengijinkan adiknya ikut bermain sehingga tewas dalam sebuah pembunuhan. Sedangkan si pemuda merasa bersalah karena menjadi penyebab ibunya tewas dalam sebuah kecelakaan setelah mereka terlibat pertengkaran kecil. Namun, sikap keduanya bertolak belakang. Setelah kejadian itu, Yang Choon-Dong  justru bercita-cita menjadi seorang detektif salah satu tujuannya adalah melindung anak-anak. Sebaliknya, setelah tewasnya sang ibu, Kim Joon jadi semakin pendiam dan menyediri. 

Dari sini, saya merasa bahwa setiap dari kita memiliki kenangan masa lalu yang buruk. Tapi sebaiknya, kenangan itu tidak usah berlarut-larut disesali. Lakukan sesuatu untuk menebusnya agar lebih baik di masa depan.

Bagi saya, film korea “The Gifted Hands” sangat layak untuk ditonton. Selain dari segi cerita yang apik dan memikat, para pemain juga sangat pas dalam memainkan perannya, khususnya 2 karakter utama tersebut. saya juga cenderung menyukai film-film dengan tema hubungan personal yang dalam seperti ini. Lebih menarik lagi dengan tambahan karakter yang tidak biasa (karakter berkemampuan psychometry) dan cerita yang berbeda (thriller).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar