Rabu, 18 April 2012

Geliat Musik Anak di Indonesia

Jika berbicara soal realita musik anak di Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa gaungnya sudah berkurang. Di era tahun 90-an, banyak sekali artis cilik seperti Trio Kwek-Kwek, Agnes Monika, Joshua, Sherina, dan Bondan Prakoso. Musik dengan lirik yang sederhana dan lugu adalah ciri khas lagu anak-anak di era tersebut. Contohnya, bondan prakoso dengan si lumba-lumba atau Joshua dengan diobok-obok. Di samping itu, generasi pencipta lagu anak juga mulai berkurang. Jarang sekali kita temukan pencipta lagu anak seperti AT Mahmud, Ibu Sud, dan Papa T. Bob.

Tidak bisa dipungkiri bahwa trend sangat berpengaruh terhadap selera pasar termasuk selera musik anak-anak. Untuk membuat lagu anak di Indonesia kembali semarak maka perlu dikembangkan kembali lagu-lagu anak yang mengikuti jaman. Dulu, karena memang lagu anak-anak sedang trend maka saat melihat televisi mereka akan melihat lagu-lagu tersebut terus-menerus. Sama halnya dengan saat ini, dimana hanya acara musikal orang dewasa yang selalu ditayangkan di televisi seperti band dan boyband dan girl band, maka anak akan cenderung mengikuti trend tersebut.

Jika kita tidak mampu menghadirkan kembali musik anak-anak yang populer di tahun-tahun yang lalu, maka ada baiknya kalau musik anak pun mengikuti perkembangan zaman. Beberapa solusi yang sudah ada perlu dimaksimalkan, diantaranya:

1. Regenerasi Penyanyi Cilik

Sebut saja Keisha Alvaro dan Cinta Kuya yang bisa dijadikan contoh penyanyi cilik yang menggantikan penyanyi seperti Sherina atau Bondan Prakoso. Mereka dapat disebut penyanyi cilik tidak hanya karena tubuh mereka cilik namun juga karena syair lagu yang mereka lantunkan juga untuk anak. Contohnya Keisha dengan lagunya “Emang Betul” menceritakan bagaimana orang tuanya sayang kepadanya.

2. Membentuk Penyanyi Cilik dengan Trend yang Ada

Fenomena boy band dan girl band yang semakin menggila membuat anak-anak mau tidak mau mengikuti dan mengidolakan mereka. Mengapa tidak kita buat saja boyband atau girlband cilik dengan format masa kini tentu saja dengan mengedepankan kelucuan, keluguan, dan musik yang easy listening. Sebut saja 3C yang terhitung baru.

3. Menayangkan Acara Musik Khusus untuk Anak

Saya kira saat ini acara musikal khusus untuk anak sudah tidak ada lagi. Padahal, dulu ada acara khusus anak yang sempat populer seperti Tralala Trilili yang dibawakan oleh Agnes Monica yang juga penyanyi cilik saat itu.

4. Memperbanyak Film-Film Anak Musikal

Seperti yang kita tahu bahwa ada film-film musikal anak seperti Petualangan Sherina atau Joshua oh Joshua sempat booming. Film-film tersebut menyelipkan lagu-lagu yang bercirikan anak-anak dengan kepolosannya. Film drama musikal Ambilkan Bulan ini juga langkah yang tepat untuk mendukung geliat lagu anak-anak Indonesia. Tentu saja, peran orang tua sangat diperlukan seperti mengajak mereka menonton film-film tersebut.

5. Kolaborasi Band atau Penyayi Solo Dewasa dengan Penyanyi Cilik

Untuk yang satu ini, Ada Band feat Gita Gutawa (Yang Terbaik Bagimu) atau Sheila On 7 feat Tasya (Jangan Takut Gelap) merupakan contoh yang pas untuk mempopulerkan kembali lagu anak. Tentunya, diharapkan band-band tersebut mampu mempromosikan lagu yang sesuai dengan umur anak-anak. Menggubah lagu anak lama dan dinyanyikan kembali secara kolaborasi akan menarik minat anak kembali mendengarkan lagu yang sesuai dengan usianya.

Intinya, ketika trend sudah merajai pasar dan menjadi kesukaan masyarakat maka cara di atas akan efektif untuk menghidupkan kembali lagu anak-anak sehingga mereka memiliki lagu sendiri dan bukannya menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Yang paling penting kita tidak melawan arus trend jika memang itu sulit untuk dilawan sepanjang itu baik. Pengemasan lagu anak yang tepat dan menarik juga menjadi penentu untuk mempopulerkan kembali lagu anak-anak di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar