Kalau membaca kata “lagi-lagi” dalam judul yang saya tulis di atas, sepertinya saya sedang
sebal, ya? Tapi saya tidak sedang sebal sama sekali. “Lagi-lagi” di judul yang
saya tulis itu membuktikan bahwa proses editing itu sangat penting dalam
penyelesaian sebuah tulisan. Untuk membuktikan, coba teman-teman tulis 1
paragraf saja tanpa proses edit.
Kemudian, baca tulisan tersebut. Walaupun tidak menekuni dunia tulis
menulis pasti kita akan merasa bahwa tulisan itu jelek atau tidak enak dibaca.
Sekarang, edit bagian-bagian yang salah lalu baca ulang tulisan tersebut.
Kesannya pasti beda. Setidaknya, kita akan berkata bahwa tulisan tersebut
lumayan dan lebih enak untuk dinikmati walaupun masih untuk diri sendiri.
Hal penting inilah yang menjadi diskusi pada pertemuan
Komunitas Malang Menulis hari ini (22 Desember 2013). Pada pertemuan kali ini,
Komunitas Malang Menulis menghadirkan 2 pemateri. Pemateri tersebut adalah Mbak
Ivone dan Mbak AnnisaAE yang juga merupakan anggota komunitas ini. Selain
aktif di komunitas penulis Malang ini, mereka berdua merupakan editor sekaligus
owner self publishing yang mereka
dirikan. Mbak Ivone merupakan editor dari Mozaik Indie Publisher sedangkan Mbak
AnnisaAE merupakan editor dari AE Publishing.
Sebelum memulai materi, mereka berdua menekankan pentingnya
proses editing setelah karya selesai ditulis. Ada baiknya, penulis melakukan self editing setelah naskah yang mereka
tulis selesai. Setelah berkecimpung di dunia menulis akhirnya saya pun menyadari
pentingnya editing. Setidaknya gambarannya sama dengan yang saya tuliskan di
atas. Intinya, proses editing yang rumit dan melelahkan itu tidak melulu tugas
editor. Tidak ada salahnya meringankan beban editor sekaligus meningkatkan skill menulis kita sendiri.
Kalau berdasarkan pengalaman pribadi, setelah proses
mengedit yang memang tidak mudah itu saya menjadi lebih puas dan percaya diri
dengan tulisan yang saya kirimkan. Paling tidak, sebagai penulis saya ingin
menunjukkan bahwa saya memang niat menulis dan tidak asal jadi. Lebih jauh
lagi, saya kira kerjasama dengan pihak editor juga lebih nyaman dan
menyenangkan. Kalaupun, ternyata masih ada saja yang salah maka itu tidak
masalah yang penting tidak semuanya dan sudah ada niat baik dari kita. Percaya deh,
proses editing juga menentukan kepuasan kita sendiri sebagai seorang penulis.
Mengingat pentingnya editing dalam proses penyelesaian
sebuah karya, 2 pemateri tersebut memberikan dasar-dasar editing. Misalnya,
mengenai pemakaian huruf besar, kata yang disambung, kata yang dipisah, tanda
baca, dan lain sebagainya. Walaupun dasar, faktanya masih banyak penulis yang melakukan kesalahan. Tentu saja, sebagai penulis kita diharuskan memiliki ilmu yang cukup
untuk urusan editing. Jika perlu, penulis memiliki buku khusus yang membahas
tata bahasa seperti yang dimiliki Mbak Ivone saat memaparkan materinya tadi.
Lagi-lagi memang soal editing, tapi karena memang itu sangat penting.
Berhubung pertemuan rutin Komunitas Malang Menulis kali ini
bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, maka ada acara tambahan yaitu parade
pembacaan puisi bertema ibu. Ada yang membacakan karya puisi mereka sendiri,
adapula yang membacakan puisi karya penulis lainnya. Kal ini, saya membacakan salah satu puisi karya penulis lain yang berjudul Ibunda Terbaik. Itulah sedikit keseruan
dalam pertemuan rutin bulanan Komunitas Malang Menulis yang diakhiri sekitar
pukul 13.30 WIB.
Semoga dengan materi ini, penulis khususnya yang sudah
menjadi anggota komunitas ini bisa menulis lebih baik lagi. Setidaknya, tulisan
yang dihasilkan menjadi lebih nyaman dan nikmat untuk dibaca baik untuk diri
sendiri ataupun untuk pembaca.
Selamat menulis dan mengedit.
Selamat menulis dan mengedit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar