Sudah lama saya tidak merasakan hawa-hawa perkuliahan dan hari
Rabu, 23 Oktober 2013 yang lalu hawa itu seperti saya rasakan kembali. Ya,
secara singkat hal itu yang saya rasakan saat duduk di deretan peserta Workshop Tulis Nusantara 2013 yang diadakan di Malang tepatnya di Ria Djenaka. Kenapa
saya bilang seperti kuliah bahkan lebih menarik dari kuliah adalah karena
materi yang dipaparkan pemateri.
Pertama, ada Mas
Ega founder NulisBuku.Com, tempat dimana ribuan buku dari penulis-penulis muda
diterbitkan. Dari sharing hari itu, dapat dilihat bahwa antusiasme masyarakat
yang ingin menulis dan menelurkan sebuah karya sangat besar. Menurut informasi
dari founder NulisBuku.Com ini, Malang adalah kota dengan peserta workshop
terbanyak.
Saya dan mungkin semua perserta workshop yang sangat suka menulis
merasa dimanjakan. Menurut foundernya, portal Nulis Buku bisa diibaratkan
sebagai YouTube-nya penulis, keren kan? Layout untuk keperluan penerbitan buku
juga sudah ada semua di situ.
Sudah ada ribuan buku terpampang di situ, yang
tertarik juga boleh langsung pesan. Selain itu, workshop hari itu juga gratis
se gratis-gratisnya hehe. Peserta dapat makan dan minum dan goody bag. Belum
lagi acara bagi-bagi buku untuk penanya terbaik.
Kedua, ada
sharing dari Mbak Windy Ariestanty yang seorang penulis dan juga editor salah
satu penerbit ternama. Selain, menceritakan pengalamannya sebagai seorang
penulis, Mbak Windy juga bercerita dari sisi editor.
Menurutnya, editor
bukanlah sosok yang akan menghancurkan naskah seorang penulis namun justru
memberikan feedback positif baik penulis itu sendiri maupun naskah yang
nantinya akan diterbitkan. Tentunya, ia juga memberikan tips-tips renyah
seputar menulis hingga terbit. Saat ini saja bukunya suda ada 8 buah. Salah
satu pernyataan Mbak Windy yang saya ingat adalah
“Jika masuk perpustakaan lalu
tidak menemukan buku yang menarik seperti yang kamu inginkan maka tugas kamu
untuk menuliskannya.”
Menulis juga bukan perkara simsalabim yang langsung jadi.
Ada proses yang harus dilewati hingga akhirnya naskah diterima penerbit dan
akhirnya diterbitkan. Nyatanya, tugas seorang penulis juga tidak hanya selesai
setelah buku diterbitkan. Lebih jauh lagi, sebagai penulis kita juga tetap rajin
mempromosikan buku kita tersebut. Minimal kita harus percaya diri dengan apa
yang sudah kita tulis.
Ketiga, ada
pemateri dari Plot Point Kreatif (maaf lupa saya namanya mbaknya hehe). Karena
workshop ini berhubungan dengan lomba tulis nusantara 2013 dengan tema “Merayakan Warna-Warni Indonesia”, pemateri dari Plot Point Kreatif memberikan tips dan trik untuk mensisipkan budaya dalam
karya yang akan kita tulis.
Ini dia corat-coret saya yang berhubungan dengan materi tersebut |
Riset adalah kuncinya. Kalaupun ingin berlatih menentukan aspek
budaya coba perhatikan film-film yang kita tonton atau buku yang kita baca
kemudian tentukan mana saja yang termasuk aspek budaya.
Workshop di akhiri
dengan acara makan-makan dan foto-foto bersama sekali lagi ini gratis whehehe.
Percaya kan, kalau workshop ini layaknya kuliah kepenulisan 4 SKS?
Dokumentasinya ada di bawah sini
Sesi foto-foto saat Workshop Tulis Nusantara 2013 (dokumentasi: Nasta'in Achmad) |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar